Fasa adalah bagian
sistem dengan komposisi kimia dan sifat – sifat fisik seragam, yang terpisah
dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai
berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Transisi fase merupakan perubahan
spontan yang terjadi pada temperature tertentu untuk suatu tekanan tertentu. temperature
transisi merupakan temperature dimana kedua fase memiliki potensial kimia nilainya
adalah sama, yakni temperature leleh dan temperature didih. Dalam gas dan
cairan, mobilitas molekul-molekul memungkinkan transisi fase berlangsung secara
cepat, tetapi dalam padatan, ketidakstabilan termodinamika tertangkap
didalamnya.
Diagram Fase
Diagram Fase menunjukkan daerah – daerah dimana tekanan dan
temperatur berbagai fase bersifat stabil secara termodinamika. Daerah umum
tekanan dan temperature di mana padatan, cairan, atau gas stabil dapat
ditunjukkan melalui diagram fasa. Pada umumnya diagram fasa dibangun pada
keadaan kesetimbangan (kondisinya adalah pendinginan yang sangat lambat).
Garis yang memisahkan masing-masing daerah merupakan
batas-batas fase dimana harga p dan T kedua fase dalam keadaan setimbang.. Temperature dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan kamar,
atau bejananya disebut titik didih (boiling point). Titik kritis (critical
Point) adalah keadaan dimana rapatan uap sama dengan rapatan sisa
cairan dan permukaan antara kedua fase menghilang. Titik leleh (melting
point) adalah keadaan dimana pada tekanan dan temperatur tertentu,
cairan dan padatan berada pada kesetimbangan . Titik tripel (triple
point) adalah keadaan dimana ketiga fase (padat, cair, dan gas) berada
/ bertemu pada satu kesetimbangan. Dalam hal ini, tekanan 1 atm digunakan untuk
keadaan normal, sedangkan 1 bar digunakan untuk keadaan standar.
Ketergantungan Stabilitas Fase pada Temperatur
Kebergantungan potensial kimia pada temperature adalah:
Hubungan ini memperlihatkan bahwa ketika temperature dinaikkan,
maka potensial kimia zat murni berkurang (karena selalu Sm > 0,
bernilai positif). Ini juga menunjukkan bahwa kemiringan kurva dimana Sm
(g) > Sm (l) > Sm (s). Pada besar perubahan T yang
sama, potensial kimia gas lebih cepat turun (karena entropi uap sangat tinggi)
dibandingkan cairan dan padatan.
Ketergantungan Stabilitas Fase pada Tekanan
Kebanyakan zat meleleh pada T tinggi, jika tekanan
diberikan pada sampel, maka tekanan akan mencegah pembentukan fase cair yang
kurang rapat. Terdapat perkecualian, termasuk untuk air, dimana cairan lebih
rapat daripada padatannya. Pada kasus ini tekanan akan mendorong pembentukan
fase cair. Jadi air akan membeku pada T lebih rendah jika diberi tekanan. Untuk zat murni Gm = µ, maka:
kurva-kurva ini memperlihatkan efek kenaikan tekanan pada potensial
kimia fase padat dan cair dan efeknya pada temperature leleh. Pada kurva (a) Vm
(l) > Vm (s), sehingga pada kenaikan p
yang sama, µ cairan naik lebih besar daripada µ padatan sehingga menaikkan
titik leleh. Pada kurva (b) Vm (l) < Vm (s), sehingga pada
kenaikan p yang sama, µ padatan naik lebih besar daripada µ cairan sehingga
menurunkan titik leleh.
Lokasi Batas Fasa
Jika fasa α dan fasa β ada dalam kesetimbangan, maka:
µα (p,T) = µβ (p,T)
Apabila p dan T berubah namun dibuat fase α dan
fase β dalam keadaan setimbang, maka kita dapat menuliskan µα = µβ.
Sehingga pada setiap fase berlaku,
dµ = -Sm dT + Vm dp
dan pada batas fase berlaku,
-S α, m dT + V α, m = -S β, m dT + V β, m dp
Dimana Sα,m dan Sβ,m adalah entropi molar dari masing-masing fasa dan Vα,m; Vβ,m adalah volume molarnya.
Sehingga didapatkan persamaan Clapeyron:
Batas
padat-cair
Peleburan disertai dengan perubahan entalpi molar ∆Hfus
dan terjadi pada temperature T. oleh karena itu entropi peleburan molar pada T
adalah ∆Hfus/T, maka persamaa clapeyron menjadi:
Entalpi peleburan bernilai positif dan perubahan volume biasanya
positif tetapi selalu kecil. Jika suhu lelehnya T pada tekanan p, dan suhu
leleh T* pada tekanan p* maka,
p* adalah tekanan pada saat T* dan p adalah tekanan pada saat T
Batas
cair-uap
Entropi molar penguapan pada temperature T sama dengan ∆Hvap /
T. Oleh karena itu persamaan Clapeyron menjadi,
Entalpi penguapan bernilai positif, ∆Vvap bernilai besar
dan positif. Oleh karena itu dp/dT selalu positif, tetapi jauh lebih kecil
daripada dp/dT pada batas padat-cair. Jika kemudian entalpi penguapan tidak
bergantung pada temperatur maka,
p = p*e-C
dengan
p* adalah tekanan pada saat T* dan p adalah tekanan pada saat T
Batas
padat-uap
Perbedaan dengan fasa cair – gas adalah hanya sekarang harga
entalpinya adalah ∆Hsub, Persamaan-persamaannya adalah:
p = p*e-C dengan
Karena entalpi sublimasi lebih besar daripada entalpi penguapan,
persamaan ini akan menunjukkan kepada kita akan adanya kemiringan kurva
sublimasi yang lebih tajam dari kurva penguapan, di dekat kedua kurva itu
bertemu.
Sumber : Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
Oleh: Nur Aini Wahdaniyah (15630049)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar