Kamis, 15 Juni 2017

PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Larutan membeku pada suhu yang lebih rendah dari pelarut murni. Fenomena ini disebut sebagai penurunan titik beku. Penurunan titik beku larutan merupakan sifat koligatif larutan yang tergantung pada sejumlah partikel terlarut dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar pula penurunan titk bekunya (Atkins, 1994).
Adapun pengertian dari titik beku suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Adanya zat terlarut mengakibatkan suatu pelarut semakin sulit membeku, akibatnya titik beku larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutannya disebut penurunan titik beku larutan (Atkins, 1994).
∆Tf  = Tf  pelarut - Tf larutan
Penurunan titik beku tidak bergantung kepada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Untuk larutan encer, penurunan titik beku sebanding dengan kemolalan larutan (Atkins, 1994)

 
          Gambar 1. Alur titik beku pelarut murni dan larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf) (Chang, 2003).
Titik beku pelarut murni adalah konstant, tapi titik beku larutan perlahan menurun. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi zat terlarut. Zat terlarut dapat berupa zat non-elektrolit dan elektrolit (Chang, 1994).
DTf = kf . m  (non- elektrolit)
DTf = kf . m . i (elektrolit) 

DTf = Tf pelarut – Tf larutan
Konstanta penurunan titik beku molal (ebulioskopi), Kf dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan :
                                                                             
Sedangkan massa molekul relatif dari zat terlarut dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
                                                                                       
dengan
Ga       = massa pelarut
Gb       = massa zat Terlarut
m         = molalitas
Ma       = berat molekut pelarut
Mb       = berat molekul zat terlarut
DT       = perubahan titik beku
I            = faktor Van’t Hoff


Daftar Pustaka
Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Ditulis oleh : SILVIA ABDI PRATAMA (15630067)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar