Kamis, 15 Juni 2017

Sel Elektrokimia



“SEL ELKTROKIMIA”
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan reaksi kimia (reaksi redoks) yang ada kaitan dengan energi listrik, sedangkan sel elektrokimia adalah suatu alat yang menghasilkan arus listrik dari energi yang dihasilkan oleh reaksi didalam selnya (reaksi redoks). Dalam reaksi redoks tersebut, kita sering mendengar istilah reaksi oksidasi maupun reduksi dimana reaksi oksidasi merupakan reaksi antara dua senyawa dimana salah satu senyawa mengalami peningkatan bilangan oksidasi (biloks) sedangkan senyawa yang lain mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi). Sel elektrokimia tersusun atas dua material pengantar (konduktor listrik) yang biasa disebut dengan katoda (kutub positif) dan anode (kutub negatif). Dari reaksi antara kedua konduktor tersebut dihubungkan dengan pipa kaca yang berbentuk U yang berisi larutan garam seperti NaNO3 atau KCl dalam medium agar-agar yang disebut dengan jembatan garam. Fungsi dari jembatan garam tersebut adalah untuk menetralkan muatan listrik dari kedua konduktor atau material pengantar setelah reaksi redoks dengan menyuplai anion ke konduktor anoda dan kation ke konduktor katoda serta memungkinkan terjadinya migrasi ion-ion pada kedua material sehingga membentuk rangkaian listrik tertutup. Berikut gambar dari sel elektrokimia :

Pada proses elektrokimia yang berlangsung dalam sel elektrokimia, terdapat dua jenis sel elektrokimia, yaitu :
a.       Sel Volta (Sel Galvani)
Sel volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks yang spontan. Penulisan notasi pada sel volta sebagai berikut :
Anoda ‖‖ Katoda atau zat yang teroksidasi ‖‖ zat yang tereduksi                  E⁰ = 0,00 v
Seperti pada contoh sel elektrokimia yaitu :
Zn │Zn2+ ‖‖│Cu2+│Cu                        E⁰sel = 1,10 volt
Potensial sel pada sel volta sebagai berikut :
                                                E⁰sel = E⁰katoda + E⁰Anoda
Pada potensial sel diatas, katode (reduksi) adalah elektode yang mempunyai harga E⁰ lebih besar (lebih positif) sedangkan anode (oksidasi) adalah elektrode yang mempunyai E⁰ lebih kecil (lebih negatif). Berdasarkan reaksi kereaktifan logam (Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au)  pada sel volta, maka :
·         Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut adalah
Ø  Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)
Ø  Logam merupakan reduktor yang semkain kuat (semakin mudah mengalami oksidasi)
·         Semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret tersebut adalah
Ø  Logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron)
Ø  Logam merupakan oksidator kuat (semakin mudah mengalami reduksi
b.      Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan jenis sel elektrokimia yang berkebalikan dengan sel volta, dimana listrik yang digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Pada sel elektrolisis tidak menuliskan reaksi seperti sel volta karena pada sel elektrolisis tidak menggunakan jembatan garam, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor-faktor, antara lain :
a.       Reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektrode
Spesi yang mengalami reduksi pada katoda adalah mempunyai potensial elektrode lebih positif.
b.      Jenis elektrode
Pada sel elektrolisis terdapat dua jenis elektrode, yaitu inert (tidak teroksidasi) dan tidak inert (mudah teroksidasi).

Penulis : Miftahul Jannah Munawwaroh (15630050)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar