Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah mempunyai bermacam-macam fungsi, yaitu : (1) Merupakan alat
pengangkut, (2) Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan
jaringan, (3) Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah, (4) Mencegah
pendarahan, (5) Merupakan alat pertahanan tubuh, (6) Mengatur suhu
tubuh.
Darah
manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan
oleh hemoglobin.
Komposisi Darah
Darah
terdiri dari 2 bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dan
cairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian darah yang
mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Plasma
darah merupakan bagian yang cair dari darah pada umumnya terdiri dari
91-92%, protein 8-9%, protein yang terdapat dalam plasma darah adalah
serum albumin, serum globulin dan fibrinogen, garam-garam anorganik
0,9%, garam-garam anorganik ini terdiri dari anion : Cl, CO3, HCO3, SO4, PO4,
dan kation : Na, K, Ca, Mg, Fe ; substansi organik yang lain kecuali
protein seperti protein non protein, garam ammonium, urea, asam urat,
kreatinin, kreatin, asam amino, santin, hiposantin, lipida yaitu :
lemak, fosfolipida, kolesterol; karbohidrat seperti glukosa; gas-gas
yang larut dalam plasma yaitu : O2, CO2, N2, dan gas-gas yang dihasilkan oleh usus; substansi-substansi yang lain seperti hormon, enzim-enzim, dan lain-lain.
Sistem Peredaran Darah
Sistem
peredaran darah mempunyai peranan sebagai berikut : (1) Mengangkut zat
makanan (nutrien) dari usus ke seluruh jaringan tubuh, (2) Mengangkut
zat ampas dari jaringan tubuh ke alat pembuangan, (3) Mengangkut O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, (4) Mengangkut CO2
dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru, (5) Mengangkut hormon dari
kelenjar endokrin ke tempat sasaran, (6) Mendistribusikan panas dari
sumbernya ke seluruh bagian tubuh.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-parukarbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. untuk melepaskan sisa metabolisme berupa
Lalu bagaimana dengan kesetimbangan kimia?
Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang
pada keadaan tertentu dapat berlangsung dari kiri ke kanan dan dari
kanan ke kiri dengan kecepatan yang sama sehingga jumlah mol salah satu
zat yang hilang pada reaksi itu tepat sama dengan jumlah mol zat itu
yang terbentuk kembali dalam waktu dan pada saat yang sama.
Ada 2 jenis kesetimbangan kimia menurut jenis campuran antara zat-zat yang beraksi, yaitu :
1. Kesetimbangan homogen
Zat-zat
yang terdapat dalam keadaan kesetimbangan merupakan campuran homogen
yang terdiri dari satu fase, artinya semuanya gas atau semuanya zat
cair.
2. Kesetimbangan heterogen
Zat-zat
yang terdapat dalam keadaan kesetimbangan merupakan campuran heterogen
yang mempunyai beberapa fase, misalnya ada gas dan zat cair, atau gas
dan zat padat, atau zat cair dan zat padat, atau ketiganya.
Jika
pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi diupayakan sekecil mungkin.
Aksi-aksi yang dapat mempengaruhi terjadinya pergeseraan kesetimbangan
antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan,
perubahan jumlah mol, perubahan temperatur, dan katalisator.
Azas Le Chatelier
Henri
Louis Le Chatelier (1884) berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar
tehadap kesetimbangan dalam suatu azas yang dikenal dengan azas Le
Chatelier sebagai berikut:
“
Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka
sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh
aksi tersebut. “
Secara singkat, azas Le Chatelier dapat dinyatakan sebagai:
Reaksi = - Aksi
Artinya
: Bila pada sistem kesetimbangan dinamik terdapat gangguan dari luar
sehingga kesetimbangan dalam keadaan terganggu atau rusak, maka sistem
akan berubah sedemikian rupa sehingga gangguan itu berkurang dan bila
mungkin akan kembali ke keadaan setimbang lagi. Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan.
Persamaan Tetapan Kesetimbangan
Suatu bentuk
ungkapan dari hukum kesetimbangan kita sebut persamaan tetapan
kesetimbangan. Persamaan tetapan kesetimbangan disusun sesuai dengan
stokiometri reaksi. Secara umum, untuk reaksi :
Persamaan tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Darah
memiliki pH antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan
secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecilpun dapat
memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Harga ini diatur
dalam darah berada dalam kesetimbangan dengan ion hidrogen karbonat dan
ion hidrogen.
Jika
konsentrasi ion hidrogen bertambah, ion-ion ini bereaksi dengan ion
hidrogen karbonat. Jika konsentrasi ion hidrogen terlampau rendah, asam
karbonat bereaksi menghasilkan hidrogen. Oksigen diangkut dari paru-paru
ke sel badan oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Dalam paru-paru,
konsentrasi oksigen cukup tinggi dan hemoglobin bereaksi dengan oksigen
membentuk oksihemoglobin. Reaksi ini dapat ditulis :
Ketika
oksigen diangkut dari paru-paru ke jaringan tubuh, karbon dioksida yang
dihasilkan oleh respirasi sel angkut dari jaringan tubuh ke paru-paru.
Dalam jaringan tubuh karbon dioksida yang konsentrasinya relatif tinggi
melarut dalam darah bereaksi dengan air membentuk asam karbonat.
Dalam
paru-paru di mana konsentrasi karbon dioksida relatif rendah, reaksi
sebaliknya yang terjadi dan karbon dikeluarkan dari darah ke udara.
Penurunan keasaman (pH) darah < style="">asidosis, sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45 disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh komponen respirasi (pCO2) maka disebut asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila gangguannya disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis metabolik.
Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu
komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan
keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.
Asidosis
adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH
darah. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis
dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis
merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.
Asidosis
dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis
metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan
pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau
alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau
kelainan pernafasan.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:
1. Mekanisme dapar (larutan penyangga) kimia
Terdapat
4 macam larutan penyangga (dapar) kimia dalam tubuh, yaitu (1) Sistem
dapar bikarbonat-asam karbonat, (2) Sistem dapar fosfat, (3) Sistem
dapar protein, (4) Sistem dapar hemoglobin. Sistem penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah menggunakan sistem dapar bikarbonat-asam karbonat.
Bikarbonat
(suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida
(suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit
karbondioksida, jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah,
maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit
bikarbonat.
2. Mekanisme ginjal
Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal manusia memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang.
3. Mekanisme pernafasan
Karbondioksida (CO2)
adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus
menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida (CO2) ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
Pusat
pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbondioksida dalam darah menurun dan darah menjadi
lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah
meningkat dan darah menjadi lebih asam, dengan mengatur kecepatan dan
kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur
pH darah menit demi menit.
KESIMPULANNYA..
Keseimbangan
asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang
sangat kecil akan dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa
organ. Penurunan keasaman (pH) darah < style="">asidosis,
sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45 disebut alkalosis. Asidosis
dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis
merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius
Sumber:
id.wikipedia.org. Darah. Diakses pada tanggal 15 Juni 2017. Pukul 22.45 WIB
Nasrudin H. Kesetimbangan kimia. pustakamaya.ictcenter-kendal. Diakses pada tanggal 15 Juni 2017. Pukul 23.00 WIB
Oleh:
IMAM ABU HANIFAH
NIM 12630025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar