KESETIMBANGAN FASA
Ø
Konsep
Kaidah fase
Konsep kaidah
fasa mencakup jumlah fasa (P), jumlah campuram dan jumlah kebebasan/varian (F)
dalam sistem.
·
Jumlah
Fasa(P)
Jumalah fasa
adalah jumlah bagian –bagian yang serbasama dalam sistem. Fasa adalah bagian
dari sistem yang bersifat homogen, dan dipisahkan dari bagian sistem yang lain
dengan batas yang jelas.
Jumlah Fasa (P): jumlah bagian-bagian homogen itu dalam sistem.
Contoh:
Kesetimbangan air dan uapnya: P = 2
Air + alkohol dan uapnya: P = 2
Air + minyak dan uapnya: P = 3
Santan/susu/krim pembersih muka: P = banyak
- Jumlah Komponen (C)
Jumlah komponen
adalah jumlah terkecil zat-zat kimia yang terdiri bebas (konsentrasinya dapat
diubah dengan leluasa) yang dapat digunakan untuk menyatakan komposisi dari
setiap fasa dalam sistem.
Contoh:
Sistem
air
C=1
Sistem Etanol
dalam air C=2
Sistem yang
terdiri dari PCl5, PCl3, dan Cl2
Jika pada
sistem PCl5, PCl3, dan Cl2 tercapai kesetimbangan dalam wadah tertutub
dengan di mulai dari PCl5
PCl5 ↔ PCl3 + Cl2
Sistem terdiri
darin 1 komponen [PCl5] : [PCl3] : [Cl2]
Tetapi jika dimulai dari:
PCl3 + Cl2 ↔ PCl5
Terdiri dari
dua komponen (C=2) karena pencampuran PCl3 dan Cl2 dapat dalam berbagai konsentrasi
(perbandingan)
Cara penentuan
jumlah komponen dalam kesetimbangan:
Jumlah komponen
dalam sistem adalah jumlah terkecil zat-zat kimia yang terdiri bebas dengan
zat-zat ini komposisi dari setiap fasa yang ada dalam sistem harus dapat
dinyatakan.
Cara menentukan
jumlah komponen dalam kesetimbangan ada 3 yaitu :
- Hubungan reaksi kimia
- Kesamaan konsentrasi
- Kesamaan jumlah muatan listrik
Sistem kesetimbangan
CaCO3(s) ↔ CaO(s) + CO2 (g)
C = 3 – 1 = 2
NH4Cl(s) ↔ NH3 (g) + HCl
C = 3 – (1+1) = 1
Sistem yang terdiri dari larutan jenuh NaCl dan
uapnya
C = 4- (1+1) = 2
C = 2- 0 = 2
Sistem Tembaga Sulfat – air
Dalam sistem bisa terdapat
CuSO4
CuSO4 . H2O
CuSO4 + H2O →
CuSO4 . H2O
CuSO4 . 3H2O
CuSO4 +3 H2O → CuSO4 . 3H2O
CuSO4 . H2O
CuSO4 + 5H2O
→ CuSO4 . 5H2O
H2O
C = 5 – 3 = 2
Jumlah komponen dalam sistem
Fasa
|
Komposisi
|
|
CuSO4
|
H2O
|
|
H2O
|
0
|
A
|
CuSO4
|
B
|
O
|
CuSO4 . H2O
|
C
|
C
|
CuSO4 . 3H2O
|
D
|
3d
|
CuSO4 . 5H2O
|
E
|
5i
|
Larutan
|
F
|
G
|
Uap
|
O
|
H
|
Jumlah komponen
adalah jumlah spesi kimia minimum yang
diperlukan untuk menggambarkan keadaan sistem.
Contoh:
- Campuran air, etanol dan asam asetat: C = 3, P = 1.
- Campuran N2, H2 dan NH3 (pada keadaan
setimbang): C = 2
- Campuran ini dalam keadaan belum/tidak
setimbang: C = 3
- Campuran setimbang ini, yang berasal dari
NH3: C = 1.
- Campuran CaCO3(s) λ CaO(s) + CO2(g) (dalam
keadaan setimbang), C = 2, P = 3
Jika sistem ini
belum/tidak setimbang, C = 3, P = 3
- Derajat kebebasan
Derajat
kebebasan (degree of freedom) didefinisikan sebagai jumlah peubah
thermodinamik yang dapat divariasikan secara tidak saling bergantungan tanpa
mengubah jumlah fasa yang berada dalam keseimbangan.
Derajat
kebebasan f (kadang-kadang disebut
varians, v) dari suatu sistem setimbang merupakan jumlah
variabel intensif independen yang diperlukan untuk menyatakan keadaan sistem
tersebut.
Untuk menguraikan keadaan kesetimbang dari
suatu sistem yang terdiri dari beberapa fasa dengan beberapa spesi kimia, kita
dapat menentukan mol masing-masing spesi dalam setiap fasa serta suhu, T dan
tekanan P. Akan tetapi penentuan mol tidak akan kita lakukan karena massa
setiap fasa dalam sistem tidak menjadi perhatian kita. Massa atau ukuran dari
setiap fasa tidak mempengaruhi posisi kesetimbangan fasa, karena kesetimbangan
fasa ditentukan fasa ditentukan oleh kesamaan potensial kima, yang merupakan
variabel intensif. Sebagai contoh, dalam sistem dua fasa yang terdiri dari
larutan AgBr dengan padatan AgBr pada T dan P tertentu, kondisi kesetimbangan
dari AgBr yang larut (dalam larutan jenuh) tidak bergantung pada massa dari
masing-masing fasa, jadi tidak penting apakah terdapat sedikit atau banyak
padatan AgBr atau sevolume besar larutan, asal kedua fasa ada dalam keadaan
kesetimbangan dalam larutan tersebut mempunyai nilai tertentu pada T dan P
tertentu. Oleh karena itu dalam membicarakan kesetimbangan fasa, kita tidak
akan meninjau variabel ekstensif yang bergantung pada setiap fasa. Kita akan
meninjau variabel-variabel intensif seperti suhu, tekanan dan komposisi (fraksi
mol). Jumlah variabel intensif indefenden yang di perlukan untuk menyatakan
keadaan suatu sistem menyatakan keadaan suatu sistem merupakan derajat
kebebasan dari sistem tersebut.
Derajat
kebebasan adalah jumlah besaran makroskopik yang diperlukan untuk menggambarkan
keadaan sistem.
Aturan fasa
Gibbs: F = C – P + 2
Komponen :
adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan.
Contoh : Cu – Zn (perunggu), komponennya adalah
Cu dan Zn
Fase:
Fase
didefinisikan sebagai sistem yang homogen yang mempunyai sifat kimia dan sifat
fisika yang seragam/uniform.
Satu fase :
contohnya logam murni, padatan, cairan.
Lebih 1 fase :
contohnya larutan air-gula dengan gula (larutan air-gula yang melampaui batas
kelarutan).
Sistem fase
tunggal ® homogen
Sistem 2 atau
lebih fase ® campuran atau sistem heterogen.
- Pengertian fasa
Fasa adalah
bagian yang serbasama dari suatu sistem, yang dapat dipisahkan dari ; serbasama
dalam komposisi kimia dan sifat-sifat fisika. Jadi suatu sistem yang mengandung
suatu cairan dan uap mempunyai dua bagian daerah yang serbasama. Dalam fasa uap
kerapatannya serbasama disemua bagian pada uap tersebut. Dalam fasa cair
kerabatannya serbasama disemua bagian pada cairan tersebut, tetapi nilainya
berbeda dengan kerapannya di fasa uap. Contoh lainnya adalah air yang berisi
pecahan-pecahan esmerupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fasa, yaitu fasa
padat (es) dan fasa cair (air). Sistem yang hanya terdiri dari gas-gas saja,
hanya terdiri dari cairan-cairan, pada kesetimbangan bisa terdapat satu fasa
atau lebih tergantung pada kelarutannya. Padatan-padatan biasanya mempunyai
kelarutan yang lebih terbatas pada suatu sistem padat yang setimbang bisa
terdapat beberapa fasa padat setimbang bila terdapat beberapa fasa padat yang
berbeda.
Fasa adalah
bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat – sifat fisik seragam, yang
terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku
fasa mulai berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem satu
komponen, persamaan Clausius dan Clausisus – Clapeyron menghubungkan perubahan
tekanan kesetimbangan dengan perubahan suhu.
Kata “fasa”
berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemunculan. Fasa adalah keadaan materi
yang seragam di seluruh bagiannya, bukan hanya dalam komposisi kimianya,
melainkan juga dalam keadaan fisiknya. Fasa adalah bagian system yang komposisi
kimia dan sifat-sifat fisiknya seragam, yang terdapat dari bagian system
lainnya oleh adanya bidang batas. Perilaku fasa yang dimiliki oleh suatu
zat murni adalah sangat beragam dan sangat rumit, akan tetapi data-datanya
dapat dikumpulkan dan kemudian dengan termodinamika dapat dibuat
ramalanramalan.Pemahaman mengenai perilaku fasa berkembang dengan adanya
aturan fasa gibbs.
Banyaknya fasa
dalam sistem diberi notasi P, gas atau campuran
gas adalah fasa tunggal. Kristal adalah fasa tunggal ; dan dua cairan yang
dapat campur secara total membentuk fasa tunggal. Es adalah fasa tunggal (P = 1), walaupun e situ dapat dipotong-potong
menjadi bagian-bagian kecil. Campuran es dan air adalah sistem dua fasa (P = 2) walaupun sulit untuk menentukan batas
antara fasa-fasanya.
Campuran dua
logam adalah sistem dua fasa (P = 2) jika
logam-logam itu tak dapat campur, tetapi merupakan sistem satu fasa (P = 1) jika logam-logamnya dapat campur. Contoh
ini menunjukkan bahwa memutuskan apakah suatu sistem terdiri dari satu atau dua
fasa, tidak selalu mudah. Larutan padatan A dalam B-campuran yang homogen dari
dua komponen-bersifat- seragam pada skala molekuler. Dalam suatu larutan,
atom-atom A dikelilingi oleh atom-atom A dan B, dan sembarang sampel yang
dipotong dari padatan itu, bagaimanapun kecilnya, adalah contoh yang tepat dari
komposisi keseluruhannya.
Banyaknya
komponen dalam sistm C adalah jumlah
minimum spesises bebas yang diperlukan untuk
menentukan komposisi semua fasa yang
ada dalam sistem. Definisi ini mudah diberlakukan jika spesies yang ada dalam
sistem tidak bereaksi, sehingga kita hanya menghitung banyaknya. Misalnya, air
murni adalah sistem satu-komponen (C = 1) dan
campuran etanol dan air adalah sistem satu-komponen (C =
2).
Jika spesies bereaksi dan berada pada
kesetimbangan kita harus memperhitungkan arti kalimat “semua fasa” dalam
definisi tersebut. Jadi untuk ammonium klorida yang dalam kesetimbangan dengan
uapnya,
NH4Cl(s) ↔ NH3(g) + HCl(g)
Kedua fasa
mempunyai komposisi formal “NH4Cl” dan sistem
mempunai satu komponen. Jika HCl(g) berlebih ditambahkan, sistem mempunyai dua
komponen karena sekarang jumlah relative HCl dan NH3 berubah-ubah.
Sebaliknya, kalsium karbonat berada dalam kesetimbangan dengan uapnya
CaCO3(s) ↔ CaO(s) + CO2 (g)
Adalah sistem
dua komponen karena “CaCO3” tidak
menggambarkan komposisi uapnya. (Karena tiga spesies dihubungkan oleh
stoikiometri reaksi maka konsentrasi kalsium bukanlah variabel bebas). Dalam
hal ini C = 2, apakah kita mulai dari kalsium karbonat
murni, atau jumlah yang sama dari kalsium oksida dan karbon dioksida, atau
jumlah yang berubah-ubah ketiganya.
Cara praktis untuk menentukan jumlah komponen
adalah dengan menentukan jumlah total spesi kimia dalam sistem dikurangi dengan
jumlah reaksi-reaksi kesetimbangan yang berbeda yang dapat terjadi antara
zat-zat yang ada dalam sistem tersebut.
Ø
Aturan
Fasa Gibbs
Kondisi fasa – fasa dalam sistem satu komponen
digambarkan dalam diagram fasa yang merupakan plot kurva tekanan terhadap suhu.
·
Penurunan
hukum fasa gibbs
Dalam suatu komponen yang terdiri atas C
komponen dan jumlah fasa yang berbeda dalam kesetimbangan adalah P, maka
komposisi setiap fasa dapat ditentukan jika telah ditentukan fraksi mol atau
konsentrasi dari ( C – 1 ) komponen, konsentrasi ( fraksi mol) satu komponen
lagi tidak usah ditentukan karena dihitung dari hubungan:
= 1
Karena ada P fasa, maka besaran konsentrasi
yang harus ditentukan untuk seluruh sistem adalah ( C – 1 ) P buah. Konsentrasi
yang harus ditentukan tadi merupakan variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi keadaan sistem disamping temperatur dan tekanan. Dengan demikian
jumlah variabel sistem menjadi ( C – 1 ) P+2. Akan tetapi dari syarat
kesetimbangan, untuksetiap komponen terdapat kesamaan potensial kimianya atau
terdapat (P-1) buah persamaan. Maka untuk C komponen akan terdapat C (P-1) buah
persamaan. Persamaan ini akan menyebabkan variabel-variabel konsentrasi saling
bergantung satu sama lain. Pada tahun 1876, Gibbs menurunkan hubungan sederhana
antara jumlah fasa setimbang, jumlah komponen dan jumlah besaran intensif bebas
yang dapat melukiskan keadaan sistem secara lengkap. Menurut Gibbs:
υ = C – P + 2
Dimana,
υ = derajat
kebebasan
C = jumlah
komponen
P = jumlah fasa
Gambar: Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan
dan suhu untuk air murni.
Titik O pada
kurva menunjukkan adanya kesetimbangan antara fasa – fasa padat, cair dan gas.
Titik ini disebut sebagai titik tripel. Untuk
menyatakan keadaan titik tripel hanya dibutuhkan satu variabel saja yaitu suhu
atau tekanan. Sehingga derajat kebebasan untuk titik tripel adalah nol. Sistem
demikian disebut sebagai sistem invarian.
Contoh:
- Untuk air pada gambar di atas, pada titik triple jumlah fasa = 3 = P (phase)
Jumlah komponen
= air saja = 1 = C (component)
υ = C – P + 2
υ = 1 – 3 + 2
υ = 0 (dengan
derajat kebebasan nol)
Karena tidak
ada variabel (suhu maupun tekanan) yang dapat diubah dan 3 fasa tetap ada
di titik itu,
maka titik triple ini disebut invariant point (titik tetap/tak berubah = invariant).
- Pada garis batas cair dan padat P = 2, C =
1 maka:
υ = C – P + 2
υ = 1 – 2 + 2
υ = 1
Terdapat satu
variabel dapat diubah bebas dan mampu mempertahankan dua fasa yang ada dalam
sistem. Yang mana bila tekanan tertentu ditentukan hanya akan ada satu
temperatur yang mana fasa padat dan cair ada bersamaan.
- Bila ada titik dimana saja yang ada dalam
satu fasa, maka:
P = 1, C = 1 →
υ = C – P + 2
υ = 1 – 1 + 2
υ = 2 (dua
derajat kebebasan)
Artinya dua
variabel suhu dan tekanan dapat bervariasi/diubah-ubah secara bebas dan sistem
tetap berada dalam satu fasa.
Ø
Sistem
satu-komponen
Untuk sistem
satu komponen, seperti air murni,
υ = 3 – P
Karena fasa
tidak mungkin = 0, maka derajad kebebasan masimum adalah 2 artinya sistem 1
komponen paling banyak memiliki 2 variabel intensif untuk menyatakan keadaan
sistem yaitu P (tekanan) dan T (suhu). Diagram fasa adalah diagram yang
menggambarkan keadaan sistem (komponen dan fasa) yang dinyatakan dalam 2
dimensi. Dalam diagram ini tergambar sifat- sifat zat seperti titik didih,
titik leleh, titik tripel. Sebagai contoh adalah diagram fasa 1 komponen adalah
diagram fasa air.
Jika hanya ada
satu fasa, υ = 2 dan P dan T dapat diubah-ubah dengan bebas. Dengan kata
lain, fasa tunggal diggambarkan dengan daerah pada diagram fasa. Jika dua fasa
ada dalam kesetimbangan, υ = 1, yang berarti tekanan bukanlah variabel bebas
jika kita sudah menentukan temperaturnya. Jadi, kesetimbangan dua fasa
diggambarkan dengan garis di dalam diagram fasa. Daripada memilih temperatur,
kita dapat memilih tekanan, tetapi dengan pemilihan itu, kedua fasa mencapai
kesetimbangan pada temperatur tertentu. Oleh karena itu, pembekuan (atau
transisi fasa yang lain) terjadi pada temperatur tertentu pada tekanan
tertentu. Jika ketiga fasa ada dalam kesetimbangan, υ = 0. Kondisi invarian
yang khusus ini hanya dapat terjadi pada temperatur dan tekanan tertentu. Oleh
karena itu, kesetimbangan tiga fasa itu digambarkan dengan satu titik, yaitu
titik tripel, pada diagram fasa. Empat fasa tidak dapat berada pada
kesetimbangan dalam sistem satu-komponen karena υ tidak dapat negatif.
Segi-segi ini
digambarkan dengan diagram fasa air seperti terlihat dalam gambar di atas.
Kejadian-kejadian yang berlangsung ketika sampel pada a didinginkan pada tekanan tetap. Seluruh sampel
tetap berupa gas sampai temperaur mencapai b, ketika muncul
cairan. Sekarang, kedua fasa dalam kesetimbangan dan υ = 1. Karena kita
memutuskan untuk menentukan tekanan, sehingga kita kehilangan satu-satunya
derajat kebebasan, temperatur dimana kesetimbangan ini terjadi, di luar kendali
kita. Penurunan temperatur membawa sistem ke c dalam daerah
cairan satu-fasa. Sekarang, temperatur dapat diubah-ubah di sekitar titik c sesuai dengan keinginkan kita, dan baru ketika
es muncul di d, varian menjadi 1 lagi. Diagram
di atas menggambarkan hubungan antara tekanan dan suhu pada sistem 1 komponen
air. Titik tripel memperlihatkan suhu dimana air mempunyai 3 fasa yaitu padat,
cair dan gas.
Disusun oleh : MOHAMMAD ROSYIDUL AQLI HS (15630074)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar