ATURAN FASE DAN BERBAGAI SISTEM KOMPONEN
Oleh : Moch Ali Ridlo (15630047)
Oleh : Moch Ali Ridlo (15630047)
Kata “FASE” berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemunculan. Fase
sendiri didefinisikan sebagai keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya,
bukan hanya dalam komposisi kimianya, melainkan juga dalam keadaan fisiknya.
Sedangkan KOMPONEN adalah spesies
yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalam larutan biner.
Sifat suatu fasa dinyatakan dengan properti-properti
intensif, dan biasanya properti-properti intensif yang diperhatikan adalah
temperatur, tekanan, dan konsentrasi. Banyaknya properti intensif yang harus
ditetapkan atau harus dinyatakan agar keadaan setimbang tidak menjadi
samar-samar bisa dihitung dengan menggunakan aturan fasa (Phase Rule).
Dalam sistem komponen tunggal (C = 1) tekanan dan temperatur
dapat diubah secara bebas jika hanya ada satu fase ( P = 1). Jika kita
mendefinisikan varian F sistem sebagai banyaknya variabel intensif yang dapat
diubah dengan bebas tanpa mengganggu banyaknya fase yang berada dalam
kesetimbangan, maka F = 2. Jadi, sistem tersebut bivarian dan mempunyai dua derajat kebebasan. Hal ini disebut
dengan ATURAN FASE. Yang merupakan
hubungan umum antara varian F, jumlah komponen C, dan jumlah fase pada
kesetimbangan P untuk suatu sistem dengan komposisi sembarang (Atkins, 1996):
F = C – P + 2
Aturan fase juga dapat diturunkan ke dalam sistem komponen, adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Sistem Satu-Komponen
Untuk sistem satu komponen, seperti air murni
maka berlaku:
F
= 3 – P
Jika hanya ada satu fase, F = 2 dan P dan T
dapat diubah-ubah dengan bebas. Dengan kata lain, fase tunggal digambarkan
dengan daerah pada diagram fase. Jika dua fase ada dalam kesetimbangan, F = 1,
yang berarti tekanan bukanlah variabel bebas jika sudah ditentukan
temperaturnya. Jadi, kesetimbangan dua fase digambarkan dengan garis didalam
diagram fase. Daripada memilih temperatur, kita dapat memilih tekanan tapi
dengan pemilihan itu, kedua fase mencapai kesetimbangan pada temperatur
tertentu. Oleh karena itu, pembekuan (atau transisi fase yang lain) terjadi
pada temperatur tertentu pada tekanan tertentu (Atins, 1996).
Jika ketiga fase
ada dalam kesetimbangan, F = 0. Kondisi invarian yang khusus ini hanya dapat
terjadi pada temperatur dan tekanan tertentu. Oleh karena itu, kesetimbangan
tiga fase itu digambarkan dengan satu titik, yaitu titik tripel pada diagram fase. Empat fase tidak dapat berada pada
kesetimbangan dalam sistem satu komponen karena F tidak dapat negatif (Atkins, 1996).
Gambar 1. Diagram Fasa
(Atkins, 2006)
(Atkins, 2006)
2. Sistem Dua-Komponen
Jika dua komponen
ada dalam satu sistem, C = 2 dan
F = 4 – P
Untuk penyederhanaan, kita akan membuat
supaya tekanan tetap (misalnya, pada 1 atm), yang berarti menghabiskan satu
derajat kebebasan, dan menuliskan F’ = 3 – P untuk varian sisanya. Salah satu
sisa derajat kebebasan ini adalah temperatur, yang lain adalah komposisi (yang
dinyatakan dengan fraksi mol satu komponen) oleh karena itu, kita dapat
menggambarkan kesetimbangan fase sistem pada diagram temperatur komposisi.
Garis vertikal dalam diagram menunjukkan sistem dengan komposisi yang sama,
pada temperatur yang berbeda, dan disebut isoplet
(dari bahasa Yunani untuk “jumlah sama”) (atkins, 1996).
Gambar
2. Diagram Komposisi
(Atkins, 2006)
(Atkins, 2006)
3 Sistem Tiga Komponen
Untuk sistem tiga komponen
F = 5 – P
Sehingga variasinya bisa mencapai 4. Dengan menjaga
temperatur dan tekanan tetap, masih ada dua derajat kebebasan (yaitu fraksi mol
dua komponen). Salah satu cara terbaik untuk memperlihatkan variasi
kesetimbangan fase dengan sistem komposisi digunakan diagram fase segitiga (Atkins, 1996).
Gambar 3. Diagram Fasa Segitiga
(http://diansetyawati11.blogspot.co.id/2014/04/sistem-tiga-komponen.html)
(http://diansetyawati11.blogspot.co.id/2014/04/sistem-tiga-komponen.html)
Titik
A, B dan C menyatakan komponen murni. Titik-titik pada sisi AB, BC dan AC
menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik didalam segitiga
menyatakan fraksi dari tiga komponen, Titik P menyatakn suatu campuran dengan
fraksi A, B dan C masing-masing sebanyak x, y dan z (Diansetyawati, 2014).
Sumber : Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Keempat.
Jakarta: Erlangga
Atkins, Peter dan Julio De Paula. 2006. Physical Chemistry. New York: W.H Freeman And Company
http://diansetyawati11.blogspot.co.id/2014/04/sistem-tiga-komponen.html
Atkins, Peter dan Julio De Paula. 2006. Physical Chemistry. New York: W.H Freeman And Company
http://diansetyawati11.blogspot.co.id/2014/04/sistem-tiga-komponen.html
Ditulis Oleh : Moch Ali Ridlo (15630047)
Alhamdulillah, semoga bermanfaat..
BalasHapus