Pernahkan kamu berfikir bagaimana peralatan elektronik di rumah kita dapat
bekerja ? Bagaimana sebuah baterai dapat berfungsi? Atau bagaimanakah besi yang
ada disekitar kita dapat berkarat? Jika kamu pernah mempertanyakan hal itu, maka
dengan sel elektrokimia lah pertanyaanmu akan terjawab.
Elektrokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang hubungan reaksi kimia
dengan listrik. Dalam perkembangannya , Sel Elektrokimia dibagi menjadi dua. Yaitu
sel Volta atau dikenal pula dengan Sel Galvani Sel Elektrolisis. Perbedaan dari
keduanya hanyalah terletak pada arah energinya. Pada Sel Volta, energy akan diubah
dari energy kimia menjadi energy listrik. Sedangkan pada sel elektrolisis, akan terjadi
penguabah dari listrik menjadi kimia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai
Sel Volta
SEL VOLTA
Dalam sel volta terdapat 2 elektroda, yaitu anoda dan katoda. Pada anoda
akan terjadi reaksi oksidasi yang dicirikan dengan kenaikan bilangan oksidasi. Dan
pada katoda , akan terjadi reaksi reduksi yang ditandai dengan turunnya bilangan
oksidasi. Pada sel volta, anoda merupakan kutup negative (-), dan katoda kutub positif
(+). Anoda dan katoda ini berupa logam yang akan bekerja bila dicelupkan kedalam
larutan elektrolit yang masing-masing mengandung ion logamnya. Energi listrik akan
dihasilkan bila electron antara kedunya dapat bertransfer dan hasilnya akan terbaca
pada voltmeter. Untuk membantu transfer electron, maka digunakanlah jembatan
garam. Untuk lebih memahaminya, perhatikanlah gambar berikut :
Pada rangkaian tersebut, logam Zn akan teroksidasi menjadi Zn2+
Zn → Zn2+ + 2e
Elektron yang dihasilkan akan mengalir melalui jembatan garam menuju elektroda Cu yang mengalami reaksi reduksi.
Cu2+ + 2e → Cu
Sehingga total reaksi yang terjadi adalah :
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Karena logam Zn mengalami oksidasi maka Zn menjadi anoda dan secara otomatis logam Cu menjadi katoda. Untuk menyingkat penulisannya biasa digunakan notasi, yang menggambarkan reaksi secara singkat dengan menggunakan symbol garis pemisah. Pada notasi sel, bagian kiri menyatakan reaksi oksidasi sedangan bagian kanan menyatakan reaksi reduksi. Untuk memisahkan keduannya (jembatan garam) digunakan tanda ( ||) . Sehinggga untuk reaksi Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu , notasi sel nya adalah :
Zn |Zn2+ ||Cu2+ |Cu
dihitunglah beda potensial listrik anatara 2 elektroda pada keadaan standart yang kemudian dikenal dengan Potensial Sel Standart (E°), yang dirumuskan sebagai berikut :
E°= E°red - E°oks
Nilai potensial standart juga dapat memprediksikan kespontanan suatu reaksi. Apabila nilai E°> 0 maka reaksi berjalan dengan spotan, sebaliknya, jika nilai nya < 0 maka reaksinya tidak spontan.
Terkadang kita kesulitan jika secara langsung diminta untuk menentukan manakah logam yang bertindak sebagai anoda (oksidasi) dan mana yang bertindak sebagai katoda (reduksi), untuk memudahkannya maka dibentuklah suatu deret yang diberi nama Deret Volta :
LALU DIMANA KONTRIBUSI SEL VOLTA DALAM KEHIDUPAN ???
Seperti yang dibahas pada paragraph di atas, maka sekarang saatnya salah satu pertannyaa yang mungkin pernah terfikir oleh mu akan terjawab. Yaitu tentang bagaimana baterai dapat bekerja.
Baterai merupakan salah satu sel kering yang kebanyakan terdiri dari karbon , seng, dan ammonium klorida. Seng (Zn) bertindak sebagai anoda (-) yang mengalami reaksi oksidasi, karbon (C) sebagai katoda (+) yang mengalami reaksi reduksi, dan amomium klorida yang bertindak sebagai elektrolit dalam bentuk pasta.
Didalam baterai terjadi reaksi kimia yang menghasilkan electron. Reaksi kimia ini dapat terjadi apabila kutub baterai dihubungkan pada kabel ataupun load. Ketika dihubungkan pada kabel atau misalnya baterai kita pasangkan ke sebuah remote, maka reaksi kimia dimulai. Anoda dan katoda terbuat dari bahan yang mudah bereaksi dengan pasta elektrolitnya, saat anoda bereaksi dengan elektrolit akan menghasilkan electron, dan elektron ini akan berpindah untuk membantu reaksi antara katoda dengan elektrolit yang reaksinya membutuhkan elektron. Pergerakan elektron inilah yang akan menghasilkan arus listrik yang kemudian listrik yang dihasilkan akan diolah oleh remote untuk menghidupkan lambu sensor pada remote sehingga remote dapat digunakan. Jadi, adanya sel volta dapat memberikan konstribusi positif dalam kehidupan sehari-hari, contohnya seperti yang telah dipaparkan diatas.
Ditulis oleh : Nawang Wulan Widari (15630075)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar