MANFAAT DAN APLIKASI TETAPAN KESETIMBANGAN
Persamaan
tetapan keseimbangan
Ungkapan hukum kesetimbangan kita sebut persamaan
tetapan kesetimbangan. Persamaan tetapan kesetimbangan sesuai dengan
stoikiometri reaksi. Secara umum untuk reaksi:
mA + nB ↔ pC + qD
persamaan tetapan keseimbangannya adalah:
Persamaan tetapan kesetimbangan hanya mengandung
komponen yang konsentrasi atau tekannya berubah selama reaksi berlangsung. Hal
seperti ini tidak terjadi pada zat padat murni atau zat cair murni. Oleh karena
itu, zat padat murni maupun zat cair murni tidak disertakan dalam persamaan
tetapan kesetimbangan.
Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi.
Dari persamaan ideal yaitu:
Maka tekanan gas:
Besaran n/v = konsentrasi gas.
Untuk kesetimbangan,
mA(g) + nB(g) ↔ pC(g)
+ qD(g)
persamaan Kp adalah
Misal, ∆n = (p + q) – (m + n), maka
Dengan ∆n = selisih jumlah pangkat pembilang dengan jumlah
pangkat penyebut.
Manfaat
tetapan keseimbangan
1.
Memberi
informasi tentang ketuntasan reaksi
Seperti diketahui, Kc atau Kp
adalah nisbah konsentrasi atau tekanan parsial pada keadaan setimbang, zat
disebelah kanan (produk) menjadi pembilang sedangkan zat disebelah kiri
(pereaksi) menjadi penyebut. Jadi, harga Kc atau Kp yang
sangat besar menunjukkan bahwa reaksi kekanan berlangsung sempurna atau hampir
sempurna. Sebaliknya, harga Kc atau Kp yang sangat kecil
menunjukkan bahwa reaksi kekanan tidak berlangsung besar-besaran.
Contoh:
2H2(g) + O2(g) ↔ 2H2O(g) Kc = 3 x 1081 pada 25℃
Reaksi ini dapat dianggap berlangsung
tuntas ke kanan.
½N2(g) + ½O2(g) ↔
NO(g) kc = 1 x 10-15
pada 25℃
Reaksi
ini hanya dapat membentuk sedikit sekali NO.
2.
Memperkirakan
komposisi keseimbangan
Manfaat lain dari tetapan keseimbangan
adalah untuk menentukan komposisi kesetimbangan. Apabila zat-zat pereaksi
dicampurkan pada suhu dan volume ruangan yang tertentu, maka komposisi
kesetimbangan dapat diperkirakan berdasarkan nilai tetapan kesetimbangannya.
Contoh:
Reaksi kesetimbangan:
N2O4(g) ↔ 2NO2(g)
Mempunyai nilai Kc = 4 pada suhu T °K.
Jika dalam ruangan 10 liter, dipanaskan 2 mol N2O4 pada
suhu T, tentukanlah susunan campuran setelah mencapai keseimbangan!.
Jawab:
Soal-soal yang berkaitan dengan tetapan
keseimbangan umumnya diselesaikan dengan menggunakan matriks keseimbangan.
Misalkan jumlah N2O4 yang terurai sebanyak x mol.
Komposisi kesetimbangan kemudian ditentukan menggunakan matriks kesetimbangan.
Oleh karena nilai tetapan kesetimbangan diketahui, maka nilai x dapat
ditentukan.
N2O4(g)
|
↔
|
2NO2(g)
|
||
Mula-mula
|
:
|
2 mol
|
||
Reaksi
|
:
|
-x mol
|
+2x mol
|
|
Setimbang
|
:
|
(2-x) mol
|
2x mol
|
Oleh karena nilai Kc diketahui = 4, maka
Jadi, susunan kesetimbangan adalah
sebagai berikut:
N2O4 = 2 – x = 2 –
1,7 = 0,3 mol
NO2 = 2x = 2 x 1,7 mol = 3,4
mol
3.
Meramalkan
arah reaksi
Apabila zar pada ruas kiri dan ruas kanan
dari suatu reaksi kesetimbangan dicampurkan kedalam suatu wadah reaksi, maka
sangat mungkin bahwa campuran tidak seimbang. Reaksi harus berlangsung kekanan
atau kekiri sampai mencapai kesetimbangan. Dalam hal seperti ini, arah reaksi
dapat ditentukan dengan memeriksa nilai kuosien reaksi (Qc). Kuosien reaksi
adalah nisbah konsentrasi yang bentuknya sama dengan persamaan Kc.
Jika Qc < Kc berarti reaksi bersih berlangsung
kekanan sampai Qc = Kc.
Jika Qc > Kc berarti reaksi bersih
berlangsung kekiri sampai Qc = Kc.
Jika Qc = Kc berarti campuran setimbang.
Kondisi
reaksi menentukan hasil reaksi kesetimbangan dalam industri
Banyak pembuatan zat kimia yang didasarkan pada
reaksi kesetimbangan. Agar efisien, kondisi reaksi haruslah diusahakan
sedemikian rupa sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan
meminimalkan reaksi balik. Pada bagian berikut kita akan membahas bagaimana
prinsip kesetimbangan diterapkan pada pembuatan asam sulfat.
S(s)
+ O2(g) → SO3(g)
2.
Belerang
dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida.
2SO2(g) + O2(g) ↔
2SO3(g)
3.
Belerang
trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat.
H2SO4(aq) + SO3(g)
→ H2S2O7(l)
4.
Asam
pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat.
H2S2O7(l)
+ H2O(l) → H2SO4(aq)
Tahap
paling penting dalam proses pembuatan asam sulfat adalah reaksi belerang
dioksidasi menjadi belerang trioksida. Reaksi ini merupakan reaksi
kesetimbangan yang bersifat eksoterm serta reaksi hanya dapat berlangsung baik
pada suhu tinggi. Akan tetapi, pada suhu tinggi justru kesetimbangan bergeser
ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500℃ dan katalis V2O5. Sebenarnya tekanan
besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi penambahan tekanan
ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu, pada
proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal 1 atm.
Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid I Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.Roisyatul Habibah (15630060)
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid I Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.Roisyatul Habibah (15630060)
Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar