Arus
listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan elektron mengalir dari elektroda
negatif ke elektroda positif. Hal ini disebabkan karena perbedaan potensial
antara kedua elektroda. Andaikan kita mengukur perbedaan potensial (∆V) antara
dua elektroda dengan menggunakan potensiometer ketika arus listrik yang
dihasilkan mengalir sampai habis. Maka akan diperoleh nilai limit atau
perbedaan potensial saat arus listriknya nol yang disebut sebagai
potensial sel (E°sel).
Perbedaan
potensial yang diamati bervariasi dengan jenis bahan elektroda dan konsentrasi
serta temperatur larutan elektrolit. Sebagai contoh untuk sel Daniell, bila
diukur dengan potensiometer beda potensial pada suhu 25°C saat
konsentrasi ion Zn2+ dan Cu2+ sama adalah 1,10 V. Bila
elektroda Cu/Cu2+ dalam sel Daniell diganti dengan elektroda Ag/Ag+
, potensial sel adalah 1,56 V. Jadi dengan berbagai kombinasi elektroda dapat
menghasilkan nilai potensial sel yang sangat bervariasi. Jadi alat
potensiometer digunakan untuk mengukur perbedaan potensial antara dua
elektroda sedangkan untuk mengukur nilai potensial mutlak untuk suatu elektroda
tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu elektroda yang dipakai
sebagai standar atau pembanding dengan elektroda-elektroda yang lainnya. Dan
telah ditentukan yang digunakan sebagai elektroda standar adalah elektroda
Hidrogen. Elektroda Hidrogen terdiri dari gas H2 dengan tekanan
1 atm yang dialirkan melalui sekeping logam platina (Pt) yang dilapisi serbuk
Pt halus pada suhu 25°C dalam larutan asam (H+) 1 M. Berdasarkan
perjanjian elektroda Hidrogen diberi nilai potensial 0,00 Volt.
SHE
atau Standart Hidrogen Elektrode Ini
merupakan elektroda referensi dengan sistem logam mulia / gas hidrogen. Reaksi
yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:
Elektrolit yang digunakan dalam elektroda ini adalah
as am klorida. Fasa-fasa
yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut:
Garis tegak menyatakan batas fasa. Potensial
elektrodanya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Dimana [H+] adalah
konsentrasi ion hidrogen di dalam larutan, [H2] adalah
tekanan parsial gas
hidrogen. Untuk kondisi standar, bahan murni pada
temperatur 25°C, tekanan hidrogen parsial pada 1 atm,
aktifitas ion hidrogen 1
unit (equivalent dengan
1,18 M asam klorida), maka suku ke dua dari persamaan
(4) menjadi nol,
sehingga:
Potensial
elektroda sekarang menjadi potensial elektroda hidrogen standar
(SHE) yang nilainya not
pada semua temperatur. Berdasarkan konvensi SHE
merupakan elektroda
referensi standar utama.
Elektroda
hidrogen standar dipelihatkan pada gambar 1. Elektroda ini
sangat tidak praktis,
karena elektroda ini memerIukan suplai gas hidrogen. Waktu
yang diperIukan untuk
menstabilkan elektroda hidrogen standar yang baru dibuat
cukup lama. Hal ini
disebabkan lambatnya elektroda hidrogen mencapai
kesetimbangan. Karena
kesulitan-kesulitan ini, maka elektroda ini jarang
digunakan.
Referensi :
https://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/09/potensial-elektroda.html
(dikses pada tanggal 14 juni 2017).
Suryanto. 2007. KARAKTERISASI ELEKTRODA REFERENSI.
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional
Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
Disusun oleh : Laylatul
Ma’rufah (15630056)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar