Kamis, 15 Juni 2017

Standart Hydrogen Elektrode



Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif. Hal ini disebabkan karena perbedaan potensial antara kedua elektroda. Andaikan kita mengukur perbedaan potensial (∆V) antara dua elektroda dengan menggunakan potensiometer ketika arus listrik yang dihasilkan mengalir sampai habis. Maka akan diperoleh nilai limit atau perbedaan potensial saat arus listriknya nol  yang disebut sebagai potensial sel (E°sel).
Perbedaan potensial yang diamati bervariasi dengan jenis bahan elektroda dan konsentrasi serta temperatur larutan elektrolit. Sebagai contoh untuk sel Daniell, bila diukur dengan potensiometer beda potensial pada  suhu 25°C saat konsentrasi ion Zn2+ dan Cu2+ sama adalah 1,10 V. Bila elektroda Cu/Cu2+ dalam sel Daniell diganti dengan elektroda Ag/Ag+ , potensial sel adalah 1,56 V. Jadi dengan berbagai kombinasi elektroda dapat menghasilkan nilai potensial sel yang sangat bervariasi. Jadi alat potensiometer digunakan untuk mengukur perbedaan potensial antara dua elektroda sedangkan untuk mengukur nilai potensial mutlak untuk suatu elektroda tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu elektroda yang dipakai sebagai standar atau pembanding dengan elektroda-elektroda yang lainnya. Dan telah ditentukan yang digunakan sebagai elektroda standar adalah elektroda Hidrogen. Elektroda Hidrogen terdiri dari gas H2 dengan tekanan 1 atm yang dialirkan melalui sekeping logam platina (Pt) yang dilapisi serbuk Pt halus pada suhu 25°C dalam larutan asam (H+) 1 M. Berdasarkan perjanjian elektroda Hidrogen diberi nilai potensial 0,00 Volt.
            SHE atau Standart Hidrogen Elektrode Ini merupakan elektroda referensi dengan sistem logam mulia / gas hidrogen. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:


Elektrolit yang digunakan dalam elektroda ini adalah as am klorida. Fasa-fasa
yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut:


Garis tegak menyatakan batas fasa. Potensial elektrodanya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Dimana [H+] adalah konsentrasi ion hidrogen di dalam larutan, [H2] adalah
tekanan parsial gas hidrogen. Untuk kondisi standar, bahan murni pada
temperatur  25°C, tekanan hidrogen parsial pada 1 atm, aktifitas ion hidrogen 1
unit (equivalent dengan 1,18 M asam klorida), maka suku ke dua dari persamaan
(4) menjadi nol, sehingga:

Potensial elektroda sekarang menjadi potensial elektroda hidrogen standar
(SHE) yang nilainya not pada semua temperatur. Berdasarkan konvensi SHE
merupakan elektroda referensi standar utama.
Elektroda hidrogen standar dipelihatkan pada gambar 1. Elektroda ini
sangat tidak praktis, karena elektroda ini memerIukan suplai gas hidrogen. Waktu
yang diperIukan untuk menstabilkan elektroda hidrogen standar yang baru dibuat
cukup lama. Hal ini disebabkan lambatnya elektroda hidrogen mencapai
kesetimbangan. Karena kesulitan-kesulitan ini, maka elektroda ini jarang
digunakan.

Referensi :
Suryanto. 2007. KARAKTERISASI ELEKTRODA REFERENSI. Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007
Disusun oleh : Laylatul Ma’rufah (15630056)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar